top of page

Kolaborasi Program Kampus Merdeka dengan Berantas Buta Aksara

Jurnalis : R.A. Elisa Eka Purnamasari


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) telah meluncurkan program Merdeka Belajar sejak tahun 2020 yang dikonsep oleh Menteri Nadiem Anwar Makarim. Program ini diciptakan dengan tujuan untuk membuat suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu. Di tahun 2021 program Merdeka Belajar masih terus berjalan untuk memastikan anak-anak sekolah mendapatkan pendidikan yang berkualitas dengan adanya keadilan sosial dalam bentuk pemerataan akses pendidikan tersebut. Berbagai program Merdeka Belajar yang ditujukan untuk siswa sekolah maupun mahasiswa, diantaranya ada program Pembiayaan Pendidikan yang diwujudkan melalui KIP Kuliah, beasiswa ADik, Tunjangan Guru, KIP Sekolah dll. Adanya program Pembiayaan Pendidikan ini tentunya anak dan orang tua sudah tidak perlu merisaukan biaya untuk menempuh pendidikan bahkan hingga ke jenjang perkuliahan. Selain Pembiayaan Pendidikan terdapat pula program Kampus Merdeka yang ditujukan untuk mahasiswa, di dalam program ini terdapat banyak sekali sub-program diantaranya adalah Kampus Mengajar, Magang Industri, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Riset atau Penelitian dan masih banyak lagi. Program Kampus Merdeka ini merupakan wujud dukungan dari Kemendikbud kepada mahasiswa yang ingin menggali potensi dirinya dengan berkembang langsung di masyarakat tanpa harus merisaukan SKS perkuliahan, karena nantinya dengan mengikuti salah satu program Kampus Merdeka kita dapat langsung mengkonversi mata kuliah hingga 20 SKS.


Melihat program Kemendikbud yang seakan benar-benar merombak sistem Pendidikan yang telah ada sejak dulu, Zamroni Dita Firdaus dibuat terkagum-kagum. Menurutnya, kualitas pendidikan Indonesia saat ini telah berkembang pesat dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Menteri Kemendikbud, Nadiem Makarim. Adanya program ini dinilai Zamroni dapat membuat banyak siswa dan mahasiswa untuk dapat berkembang di luar kampus. Berdasarkan pengalamannya, Zamroni yang adalah mahasiswa jurusan Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur dengan mengikuti program MBKM Pertukaran Mahasiswa jadi dapat mengikuti mata kuliah di Universitas Palangkaraya. Selain itu ia juga mengikuti program Riset atau Penelitian, disana ia mendapat banyak pengalaman dan ilmu saat melakukan penelitian di Puspitek. Zamroni menilai sosialisasi program MBKM dari Kemendikbud ini cukup berhasil, melihat banyaknya antusiasme siswa dan mahasiswa untuk mengikuti program yang ada. Namun, situasi pandemi tetap menjadi hambatan untuk beberapa kalangan akibat keterbatasan gadget yang kurang memadai dan bantuan kuota yang dirasa masih kurang. Hal ini menyebabkan tingkat pendidikan Indonesia sempat menurun akibat banyak siswa terdampak pandemi menjadi tidak bersemangat untuk menuntut ilmu, hingga memutuskan untuk putus sekolah. Tetapi para orang tua tidak perlu terlalu khawatir untuk memikirkan masalah ekonomi, karena program Pembiayaan Pendidikan siap untuk membantu. Yang harus dilakukan saat ini adalah mensosialisasikannya pada para orang tua bahwa program ini ada, sehingga mereka harus mendukung anak mereka agar dapat bersekolah. Saat ini Zamroni menginginkan pemerintah untuk segera menangani permasalahan gadget dan kuota terlebih dahulu, karena permasalahan ini yang sangat urgen saat ini. Diharapkan agar nantinya setelah masa pandemi usai, tingkat pendidikan Indonesia bisa meningkat kembali.


Menurut Zamroni program Kampus Mengajar ini sangat positif dan memiliki banyak dampak baik, karena mahasiswa yang mengikuti program ini mengetahui gaya belajar dan bahasa yang disukai siswa, sehingga dalam proses pengajaran siswa menjadi lebih senang dan enjoy. Berdasarkan pengalaman teman yang mengikuti program Kampus Mengajar, metode pembelajaran yang digunakan sangat aplikatif sehingga dapat menarik minat siswa untuk memperhatikan kegiatan tersebut. Selain itu dengan adanya program ini, guru dari sekolah tempat penempatan juga menjadi terbantu. Akan tetapi masih diperlukan evaluasi melalui forum aspirasi kritik dan saran oleh peserta Kampus Mengajar angkatan 1 agar dapat mengetahui hal yang perlu diperbaiki untuk angkatan-angkatan selanjutnya.


Ide dari Zamroni untuk meningkatkan sistem pengajaran adalah dengan membuatnya menjadi lebih kreatif lagi dan langsung menggunakan metode cepat. Pada situasi pandemi seperti ini, saat melakukan pembelajaran secara online tentunya akan membuat siswa jenuh karena mendengarkan materi yang sangat banyak dan hanya dibacakan saja. Untuk itu menurut Zamroni lebih baik pembelajaran dilakukan lebih interaktif lagi melalui games dan materi dibuat lebih ringkas sekaligus diajarkan metode cepatnya. Selain itu dirasa program dari kemendikbud ini sudah sangat bagus dan selangkah lebih maju untuk memenuhi kebutuhan siswa dan mahasiswa. Untuk itu Zamroni sangat mengapresiasi program dari Kemendikbud ini yang dapat membenahi dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.


Buta Aksara menurut Zamroni adalah apakah seseorang itu mengerti tentang huruf atau pendidikan. Bagi Zamroni, menguasai cara membaca dan menulis sangatlah penting. Karena pada tahun 2030 akan mengalami SGDS dan pada tahun 2030 keatas Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Pada saat itu kesempatan bagi masyarakat berusia produktif untuk membangun dan memajukan bangsa sangat besar. Maka dari itu menurut Zamroni, sejak dini kita sudah harus menerima pembelajaran yang baik sehingga tahu bagaimana cara membaca dan menulis yang baik. Kualitas suatu negara yang baik ditentukan dari kualitas pemudanya. Maka dari itu penting bagi kita para pemuda untuk memiliki attitude dalam pendidikan.


Zamroni sangat mendukung dan mengapresiasi program Berantas Buta Aksara yang akan dijalankan oleh Kementerian Kemasyarakatan BEM UPN “Veteran” Jawa Timur karena program inilah yang diperlukan oleh siswa saat ini. Menurut mantan wakil ketua sekaligus ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia UPN ini, program Berantas Buta Aksara sangat bagus untuk melengkapi kekurangan sistem Kampus Mengajar yang dijalankan oleh Kemendikbud. Saran dari Zamroni adalah menggunakan metode pengajaran yang aplikatif agar siswa tidak bosan. Zamroni percaya jika kegiatan ini dilakukan secara rutin dan konsisten hingga akhir periode kemungkinan besar dapat memberantas buta aksara di daerah Surabaya. Perlu dilakukan evaluasi secara terus-menerus setiap kali kegiatan selesai dilaksanakan untuk menyokong kegiatan selanjutnya menjadi lebih maksimal. Jangan sampai kegiatan ini hanya dilakukan sekali dua kali sehingga visi misi dari program ini tidak tercapai. Zamroni mendukung penuh dan memberikan semangat untuk seluruh jajaran Kementerian Kemasyarakatan BEM UPN yang akan melaksanakan kegiatan ini. Tetap semangat dan ikhlas dalam menjalani, pesan dari Zamroni. Bagi Zamroni orang sukses adalah orang yang berhasil membagikan ilmunya dan dapat menyampaikannya secara baik.


Comments


bottom of page